1.
Budaya sekolah pada dasarnya sama
dengan budaya organisasi. Secara umum sebenarnya budaya sekolah atau budaya
organisasi tidak berbeda dengan budaya masyarakat yang sudah dikenal selama
ini. Perbedaan pokok terletak pada lingkupnya, sehingga kekhususan budaya
sekolah berakar dari lingkupnya, dalam hal ini lebih sempit dan lebih spesifik.
Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, kebiasaan, dan
simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, staf, siswa, dan
masyarakat sekitars ekolah. Deal dan kennedy (Depdiknas, 2003:3) mendefinisikan
kultur sekolah sebagai keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang menjadi
pengikat kuat kebersamaan sebagai warga sekolah. Dapat dipahami bahwa budaya
sekolah adalah sistem makna untuk membina mental agar pemikiran dan tindakan
karyawan yang didasarkan pada pertimbangan moral dapat dipertanggungjawabkan.
Kultur sekolah berkaitan dengan visi yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam
mengembangkan sekolahnya di masa yang akan datang. Kultur/budaya sekolah
dibangun dari pemikiran-pemikiran manusia yang ada dalam sekolah tersebut.
Pemikiran yang paling besar porsinya adalah pemikiran kepala sekolah. Dari
pemikiran tersebut kemudian menghasilkan apa yang disebut dengan suatu
pemikiran organisasi, yang kemudian diyakini bersama dan akan menjadi bahan
utama pembentuk budaya sekolah. Budaya sekolah yang diterapkan oleh pihak
sekolah dalam lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian siswa terutama
dalam hal kedisiplinan dan kujujuran siswa. Dengan adanya budaya sekolah
diharapkan siswa memiliki karakter yang baik dalam melakukan setiap tindakan
untuk membentuk generasi penerus yang memiliki kepribadian.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam mewujudkan budaya sekolah yang kondusif,
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam mewujudkan budaya sekolah yang kondusif,
Ø Sarana prasarana
Adanya sarana prasarana yang cukup menunjang dalam proses pembelajaran dapat digunakan untuk membentuk budaya sekolah, karena sarana prasarana dapat mempengaruhi penerapan budaya sekolah yang menyenangkan dan sarana prasarana adalah bentuk media pembelajaran siswa.
Adanya sarana prasarana yang cukup menunjang dalam proses pembelajaran dapat digunakan untuk membentuk budaya sekolah, karena sarana prasarana dapat mempengaruhi penerapan budaya sekolah yang menyenangkan dan sarana prasarana adalah bentuk media pembelajaran siswa.
Ø Lingkungan yang kondusif
Terbentuknya lingkungan kondusif karena adanya bentuk kerjasama atau kekompakan yang baik antara warga sekolah, sehingga dalam menerapkan dan menjalankan budaya sekolah dapat dijalankan dengan baik.
Terbentuknya lingkungan kondusif karena adanya bentuk kerjasama atau kekompakan yang baik antara warga sekolah, sehingga dalam menerapkan dan menjalankan budaya sekolah dapat dijalankan dengan baik.
Ø Peran orang tua
Peran orang tua adalah salah satu pendukung terbentuknya budaya sekolah yang baik. Bentuk perhatian orang tua terhadap anak merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan budaya sekolah yang kondusif. Selain itu diharapkan orang tua siswa dapat menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak-anaknya dalam rangka membentuk karakter anak yang lebih baik lagi, dan terus memberikan dukungan kepada anak dalam menjalankanbudaya disiplin dimanapun anak berada.
Peran orang tua adalah salah satu pendukung terbentuknya budaya sekolah yang baik. Bentuk perhatian orang tua terhadap anak merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan budaya sekolah yang kondusif. Selain itu diharapkan orang tua siswa dapat menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak-anaknya dalam rangka membentuk karakter anak yang lebih baik lagi, dan terus memberikan dukungan kepada anak dalam menjalankanbudaya disiplin dimanapun anak berada.
Peran
budaya sekolah sebagai berikut:
Ø Budaya
memberikan rasa identitas dan kebanggaan bagi karyawan yaitu menciptakan
perbedaan yang jelas antara organisasi satu denagn yang lain.
Ø Budaya mempermudah terbentuknya komitmen dan
pemikiran yang lebih luas daripada kepentingan pribadi seseorang.
Ø Budaya
memperkuat standar perilaku organisasi dalam membangun pelayanan superior pada
pelanggan.
Ø Budaya menciptakan pola adaptasi.
Ø Budaya
membangun sistem kontrol organisasi secara menyeluruh.