Senin, 28 Mei 2012

Merancang Media Pembelajaran Bahasa Indonesia


TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN
( MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN )
DOSEN PENGASUH : Dr. INDRATI KUSUMANINGRUM, MPd




OLEH

                                        NAMA                                         :     ETRI  WERMI
                                        NIM                                             :     1109841
    KELAS/SEMESTER                  :     TPA / II


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KERJA SAMA UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU 2012



BAB I
       A.Teori Pembelajaran
Dalam mengaktifkan pembelajar di dalam proses pembelajaran alangkah baiknya kalau   ada sentuhan psikologisnya. Berikut adalah gambaran dari adanya sentuhan psikologis dalam proses pembelajaran :
Teori Behavioristik
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.
Tanggapan/respon yang sesuai dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang ditampakkan pembelajar.
Teori  Kognitif
Aspek aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
• Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
• Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
• Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
• Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
• Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Teori Kontruktivisme
Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya

Teori Sosial, karena feedback atau tanggapan yang diberikan pengajar atau teman dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengoreksi segala informasi yang telah diterima dan juga sebagai support secara emosional

B.Teori Media Pembelajaran

Rahardjo (1988) mengutip beberapa pengertian media yang disampaikan oleh beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :

1.      Information carrying technologies that can be used for instruction…the media of instruction, consequently are extensions of the teacher ( Wilbur Schramm, 1977).

2.      Printed and audiovisual forms of communication and their accompanying technology ((NEA, 1969).

3.      The physical means of conveying instructional content…books, films, videotapes, slide-tapes, etc (Leslie J. Briggs, 1977)

Dari ketiga pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1.      Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

2.      Materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.

Pada mulanya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Pada pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio. Sehingga lahirlah alat bantu audio visual. Sejalan dengan perkembangan IPTEK, khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif seperti adanya computer dan internet.

Fungsi media dalam konteks komunikasi sangat luas, yakni sebagai berikut :
1. Fungsi edukatif, memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan, mendidik siswa dan masyarakat            untuk berpikir kritis, memberi pengalaman yang bermakna, serta mengembangkan dan memperluas cakrawala berpikir.
2. Fungsi sosial, memberikan informasi autentik dalam berbagai bidang kehidupan dan konsep yang sama pada setiap orang sehingga dapat mempeluas pergaulan,pengenalan,pemahaman tentang orang adat istiadat dan cara bergaul
3. Fungsi ekonomis, dengan menggunakan media pendidikan pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan efesien, penyampaian materi dapat menekan sedikit mungkin penggunaan biaya,tenaga, serta waktu tanpa mengurangi efektivitas dalam pencapaian tujuan
4.Fungsi budaya, memberikan perubahan-perubahan dalam segi kehidupan manusia, dapat mewariskan dan meneruskan unsur-unsur budaya dan seni yang ada di masyarakat.

Fungsi media pembelajaran  adalah
1.      Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda. Tergantung dari faktor-faktor  yang menentukan kekayaan pengalaman anak seperti ketersediaan buku, kesempatan berkunjung dan sebagainya. Sehingga media dapat mengatasi perbedaan tersebut
2.      Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu objek yang disebabkan karena:
·         Objek terlalu besar
·         Objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat
·         Objek terlalu kompleks
·         Objek yang bunyinya terlalu halus
·         Objek mengandung bahaya atau resiko yang tinggi
3.      Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
Jenis-jenis media
1.      Media Visual
Contoh: Grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.      Media Audio
Contoh: Radio , tape recorder, laboratorium bahasa dan sejenisnya
3.      Projected Still Media:
Contoh: Slide, OHP, LCD dan sejenisnya.
4.      Projected motion media :
Contoh: Film, televisi, video (VCD, DVD,VTR) computer dan sejenisnya.

BAB II
ANALISIS SITUASI
Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pekanbaru adalah sebuah sekolah terletak di jalan Bukit Barisan Kelurahan Tangkerang Timur Kecamatan Tenayan Raya kota Pekanbaru yang jaraknya lebih kurang 10 Km dari pusat kota.  Adapun batas wilayah sekolah yaitu ; Sebelah Timur,Selatan dan Barat sekolah berbatas dengan rumah penduduk, sedangkan sebelah Utara berbatas dengan jalan raya Bukit Barisan. Luas pekarangan  lebih kurang 0,5 hektar.Sesuai dengan lingkungan sekolah yang berbeda maka, mata pencarian pendudukjuga berbeda. Lingkungan  di sekolah kami aman dan nyaman untuk semua peserta didik dan memberi kemudahan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. Jalan menuju sekolah kami mudah diakses karena mudah dijangkau dengan transportasi umum
Siswa Kelas XI IPA 4 berjumlah 38 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 20 orang perempuan mempunyai latar belakang sosial yang berbeda.
A. Analisis Siswa (Analyze Learners)
Menganalisa pembelajar adalah salah satu faktor yang wajib hukumnya untuk dilakukan sebelum kita melaksanakan sebuah pembelajaran. Ada 3 hal yang semestinya diperhatikan dalam menganalisa siswa:
1.      Analisa Kemampuan Umum (Karakteristik Umum)
Yang termasuk dalam karakteristik umum adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi. Karakteristik umum ini dapat digunakan untuk menuntun kita dalam memilih metode dan media untuk pembelajaran.  Sebagai contoh, apabila pembelajar…
a)      Memiliki kemampuan membaca di bawah standar, maka akan lebih efektif jika media yang digunakan adalah bukan dalam format tercetak (nonprint media)
b)       Kurang tertarik terhadap materi yang disajikan, diatasi dengan menggunakan media yang memiliki tingkat stimuli yang tinggi, seperti : penggunaan rekaman, gambar, video tape, permainan simulasi, dll.
c)      Baru pertama kali melihat atau mendapat konsep yang disampaikan, lebih baik menggunakan cara atau pengalaman langsung (realthing). Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau visual saja sudah dianggap cukup.
d)     Heterogen, lebih aman bila menggunakan media yang dapat mengakomodir semua karakteristik pembelajar seperti menggunakan rekaman cerita dan naskah cerita.
2.   Spesifikasi Kemampuan Awal
Berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki pembelajar sebelumnya. Informasi ini dapat kita temukan bila kita memberikan entry test/entry behavior kepada pembelajar sebelum kita melaksanakan pembelajaran. Hasil dari entry test ini dapat dijadikan acuan tentang hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan kepada pembelajar.
3.   Gaya Belajar
Gaya belajar berasal atau timbul dari adanya kenyamanan yang kita rasakan (secara  psikologis dan emosional) saat kita menerima dan berinteraksi dengan lingkungan belajar, karena itu muncul modalitas dalam belajar (audio, visual, dan kinestetik).
B.  Menetapkan Standar dan Tujuan (State Standards and Objectives)
Perumusan tujuan ini berkaitan dengan apa yang ingin dicapai. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusannya adalah :
1.      Tetapkan ABCD
A (audiens – instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan pembelajar bukan pada apa yang harus dilakukan pengajar), B (behavior – kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar setelah melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur), C (conditions – kondisi pada saat performans sedang diukur), D (degree – kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar).
2. Mengklasifikasikan Tujuan
Maksud dari mengklasifikasikan tujuan disini adalah untuk menentukan pembelajaran yang akan kita laksanakan lebih cenderung ke domain mana ? kognitif, afektif, psikomotor, atau interpersonal.
3.Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu)

C.kriteria dalam Pemilihan Media :
Bila karena satu dan lain hal media tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai penyalur pesan yang diharapkan, maka ia tidak efektif dalam arti tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang ingin disampaikan oleh sumber kepada sasaran yang ingin dicapainya. Oleh sebab itu, dalam mendesain pesan untuk suatu media, harus diperhatikan ciri-ciri atau karakteristik dari sasaran/penerima pesan (umur, latar belakang sosial budaya, pendidikan, keadaan jasmani, dan lain sebagainya) dan kondisi belajar, yaitu faktor-faktor yang dapat merangsang atau mempengaruhi timbulnya kegiatan belajar mengajar.Maka dalam pemilihan media perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Harus disesuikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang inginicapai. Di bawah ini contoh penggunaan media yang cocok untuk pencapaian tujuan atau kompetensi tertentu, misal
a.       Media audio cocok digunakan untuk mencapai tujuan yang bersifat menghafal kata-kata.
b.      Media cetak cocok untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang bersifat memahami isi bacaan .
c.       Media film dan Video biasa digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat motorik  (gerak dan aktivitas).

2.      Biaya atau keadaan keuangan sekolah
3.      Ketepatgunaan
4.      Keadaan peserta didik atau tingkat kemampuan kognitif siswa
5.      Kemampuan guru untuk menggunkan atau mengoperasikan media yang akan digunakan. (mutu teknis)


A.    Analisis Kebutuhan Siswa.
Siswa kelas XI IPA 4 Sekolah Menengah Atas Negeri10 Pekenbaru berjumlah 38 orang terdiri dari 18 oarang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Ditinjau dari prestasi akademik  siswa kelas XI IPA 4 ini memiliki kemampuan rata-rata  hal ini dapat dilihat hasil ulangan harian atau ulangan block siswa memperoleh nilai yang hampir sama.Ditinjau dari gaya belajar siswa kelas XI IPA 4 Sekolah Menengah Atas Negeri10 Pekenbaru berjumlah 15 orang memiliki gaya belajar visual , auditorial sebanyak 13 orang sedangkan kinesteti sebanyak 10 orang. Sedangkan pengetahuan siswa tentang yang akan diajarkan, siswa sudah memiliki dasar tentang apa yang yang akan dipelajari karena materi ajar kelas XI merupakan pengembangan dari materi kelas X

B.     Tujuan yang Akan di Capai:
1.      Siswa dapat menjelaskan pegertian cerpen
2.      Siswa dapat menjelaskan pengertian  alur, penokohan, dan latar Siswa dapat mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar pada sebuah cerpen.
3.      Siswa dapat menghubungkan nilai yang terdapat pada cerpen dengan nilai kehidupan.


C.    Media / Teknologi, dan metode yang dipilih
1.      Media yang dipilih adalah:
-          Media visual yaitu naskah cerpen
-          Media audio Kaset atau cd
-          Prjected stiil media, yaitu radio , tape recorder, computer







BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah                       : SMA Negeri 10 Pekanbaru
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : XI/2
Standar Kompetensi   : Mendengarkan
13. Memahami pembacaan  cerpen
Kompetensi dasar      : 13.1Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan
Indikator  :
1.      Dapat menjelaskan pegertian cerpen
2.      Dapat menjelaskan pegertian alur, penokohan, dan latar
3.      Dapat mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar pada sebuah cerpen

Alokasi waktu             :  2 X 45

Tujuan pembelajaran  :
4.      Siswa dapat menjelaskan pegertian cerpen ( rasa ingin tahu, kerja keras, kritis)
5.      Siswa dapat menjelaskan pengertian pegertian alur, penokohan, dan latar (kerja keras, kritis,kreatif )
6.      Siswa dapat mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar pada sebuah cerpen (kerja keras , kritis, kreatif )

Materi pokok :
Pegertian cerpen
Pegertian alur, penokohan, dan latar
CERPEN
Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya.
Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek). Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.
Ciri-ciri Cerita Pendek
Di atas penulis kemukakan bahwa masih banyak orang belum mengetahui ciri-ciri sebuah cerita pendek. Mengenai hal tersebut, di bawah ini penulis kemukakan ciri-ciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini(1997:36) sebagai berikut.
Ceritanya pendek ;
  • Bersifat rekaan (fiction) ;
  • Bersifat naratif ; dan
  • Memiliki kesan tunggal.
Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di kemukakan pula oleh Lubis dalam Tarigan (1985 : 177) sebagai berikut.
  • Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
  • Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita.
  • Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama.
  • Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.
Menurut Morris dalam Tarigan (1985 : 177), ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut.
  • Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and intensity).
  • Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action).
·         Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and alert).
Menjelaskan Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen
Sebagaimana novel, cerpen juga dibentuk atas unsure ekstrinsik dan intrinsik.
Unsur – unsur intrinsik cerpen mencakup : tema, alur, latar, perwatakan, sudut pandang, dan nilai nilai yang terkandung didalamnya:
·         Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
·         Latar (setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita    harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
 Alur / plot adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur meliputi beberapa tahap:
 Pengantar : bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi pelaku cerita Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur – angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
 Perwatakan :
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
- Dialog tokoh
- Penjelasan tokoh
- Penggambaran fisik tokoh
e. Nilai (amanat) : pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang emalalui cerita

CONTOH CERPEN
Sahabat Sejati (Oleh Suhartono)

Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi. Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya. Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di rumah Iwan. Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan. “Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”“Mungkin sakit!” jawab Mama.“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Ia mendapat keterangan bahwa momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.  “Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?”
Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”. Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon.Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu.Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya Papa. “Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan.
Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua

Metode Pembelajaran           : Diskusi
Tanya jawab
Ceramah
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan awal        :  1. Doa(religius)
                            2. Ucapan salam(religius)
                                        3. Absensi (disiplin)
2. Kegiatan inti     :
1. Guru  menjelaskan pegertian cerpen ( kerja keras, rasa ingin tahu, kritis)

2. Guru menjelaskan  pengertian alur, penokohan, dan latar   ( kerja keras, rasa ingin tahu, kritis)
3. Guru  menjelaskan cara mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar (kerja keras, rasa ingin tahu, kritis)
4. Siswa diberikan contoh cerpen untuk dibaca dan diberi tugas untuk mengidetifikasi alur, penokohan, dan latarnya  (kerja keras, kritis, jujur disiplin)
3. Kegiatan penutup : 1. Menyimpulkan (kerja keras, kreatif, kritis)
                                      2. Menutup pelajaran(bersahabat/komunikatif, menghargai prestasi)
Sumber/bahan   ajar :
                                        Buku bahasa indonesia penerbit Yudistira
                                        Lks,   Rekaman cerpen atau teks cerpen
Penilaian :  Tes tertulis
1.      Jelaskanlah pegertian cerpen!
2.      Jelaskanlah pegertian alur, penokohan, dan latar!
3.      Identifikasilah alur,penokohan dan latar pada contoh cerpen yang diperdengarkan/dibaca



4.      Penilaian
Aspek kognitif
No
Aspek yang dinilai

Rentang nilai
Nilai
1
2
Siswa dapat menjelaskan pegertian cerpen
Siswa dapat menjelaskan pengertian pegertian alur, penokohan, dan latar
0-30
0-30


3
Jumlah






Aspek afektif
No
Aspek yang dinilai

Rentang nilai
Nilai
1

Siswa dapat mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar pada sebuah cerpen
0-40


Jumlah




Mengetahui
Kepala SMA                                                                           Guru Mata Pelajaran



Azmi Has, S.Pd.                                                                      Etri Wermi, S.Pd.
NIP. 195808101982031009                                             NIP.196407181989032004





BAB IV
PENUTUP

Dalam pemilihan media guru juga harus mengenali terlebih dahulu gaya belajar siswa karena masing – masing siswa mempunyai gaya belajar.Siswa yang mempunyai gaya belajar visual (cendrung belajar melalui apa yang dia lihat) akan mudah memahami pembelajaran bila guru menggunakan media audio, Siswa yang memilki gaya belajar auditorial ( belajar melalui apa yang didengar) akan mudah di pahami dengan cara mendengar maka guru harus menggunakan media yang banyak melibatkan pendengaran siswa, begitu juga dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik ( belajar melalui gerak dan sentuhan) akan senang belajar bila diiringi dengan musik atau lagu-lagu. Untuk itu guru diharapkan untuk selalu mengenali gaya belajar siswanya agar penggunaan media tepat guna dan memotivasi siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat meraih prestasi belajar yang maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar